Minggu, 17 November 2013
Rindu
Kisah Sebutir telur
Surat Cinta di tahun pertama
Tahun Pertama
Rasanya baru kemarin kamu datang menawarkan untuk memuliakanku dengan pernikahan..
Rasanya baru kemarin aku tidak berani menatap wajahmu saat kita diminta berfoto bersama sambil saling memandang setelah akad nikah..
Rasanya baru kemarin aku hanya berani memandang tanganmu..
Rasanya baru kemarin aku berani menggenggam tanganmu,dan mensyukuri celah di antara jari2ku yang telah Allah ciptakan, karena pada saat yang tepat,kamu yang Allah pilih untuk mengisi setipa celah kosong itu..
Awal yang indah, Allah sambut kita di gerbang pernikahan dengan limpahan rahmat dan cintaNYA.. Semoga kita bisa selalu meluruskan niat,menikah untuk ibadah padaNYA,semata2 untukNYA, untuk mencapai ridhoNYA, dan bersama berusaha menggapai JannahNYA..
1st wedding anniversary
*ditulis 27 Oktober 2013*
Selengkapnya...
Hujan
Entah kapan atau bagaimana, aku selalu menyukai hujan.. Seperti apapun, aku selalu senang mencium aromanya..
Entah kapan atau bagaimana, aku juga selalu mencintaimu.. Seperti apapun, aku selalu tenang saat aku tau kau ada di sampingku.. Seperti juga hujan,kamu selalu sebuah rahasia dan tanda tanya besar bagiku.. Siapa yang mampu dengan tepat mengetahui di mana hujan akan turun? Pukul berapa? Sederas apa? Paling hanya sampai sebuah ramalan cuaca.. Berawan,hujan ringan,dll.. Seperti itu juga kamu bagiku.. Tidak pernah bisa aku dengan tepat melukiskan warnamu.. Lebih banyak kelabu dalam gamangku.. Tapi selalu,aku menyukai kamu.. Seperti apa? Seperti hujan tentu saja..
Meskipun hujan lebih banyak kelabu,tapi aromanya mencerahkan kepalaku.. Seperti kamu.. Meski gambaran yang kumiliki tentang kamu lebih banyak kelabu,tapi selalu mencerahkanku.. Kamu datang selalu dalam diam,dalam kelabu di batas hitam dan putih.. Seperti hujan yang datang di batas awan yang menggumpal berat..
Kamu juga sama seperti hujan,turun begitu saja kapanpun kamu mau.. Tidak peduli aku baru saja selesai mencuci dan menjemur bajuku,kamu turun begitu saja tanpa aba-aba.. Dan aku dalam ketergesaanku tetap selalu menikmati kehadiranmu.. Selalu
Kelabu
Taukah kamu? Dari sekian banyak bunga yang kamu kirimkan padaku,hampir semuanya berwarna kelabu.. Tanpa pernah kamu mengajari aku,bagaimana cara mengubah warna2nya.. Perlukah aku ubah warna itu? Atau aku nikmati saja kelabumu? Entah..Kamu tidak pernah mengajariku,apa makna di balik kelabu itu.. Tapi bunga kelabu darimu itu kuterima tanpa banyak pertanyaan..
Seperti saat ini,saat langit berwarna kelabu.. Kamu kirimkan lagi sebuket bunga berwarna kelabu untukku.. Aku menatap langit kelabuku,dan menatap buket bunga kelabumu.. Kuhirup lagi aroma bunga darimu.. Masih sama seperti dulu.. Aroma kelabu yang sama seperti saat langitku berwarna biru..
Aku masih tidak mengerti,kelabu itu berarti apa untukmu.. Apakah hadirku berarti kelabu bagimu? Ataukah caramu menggambarkan langitmu serupa kelabu?
#sebuah bisikan sendu#
*ditulis di bandar lampung, 24 April 2013*
Selengkapnya...
Selasa, 03 September 2013
Saling Melengkapi