Kamis, 03 Februari 2011

(........)

Ini sebuah renungan tentang perjalanan,dan satu jalan untuk tidak kehilangan yg seharusnya tetap dimiliki.. Sebuah ide dari seorang sahabat,yg merasakan juga kehilangan itu.. Sebuah cerita ttg koleris-melankolis...

Koleris,bukan hanya punya mimpi,impian atau sekedar harapan dan cita2.. Koleris punya ambisi,dan ego utk menggenggam semua ambisinya,bahkan kalu bisa,seluruh dunia ada dalam genggamannya..
Lalu,setelah itu apa? Setelah segalanya ada dalam genggaman,apalagi yang ingin dikejar koleris??
Ada.. Selalu ada yg ingin dikejarnya,koleris tdk akan cukup dgn apa yg sudah ia genggam.. Tapi jg jgn harap ia kaan melepaskan apa yg sudah berhasil ia genggam,meskipun hal itu sudah lama berlalu..

Lalu bgmn jika koleris memiliki dan dimiliki jg oleh melankolis?? Sang pembuat rencana2 hebat,bersatu dengan sang pejuang.. Ada saat dimana koleris bisa berdamai dg melankolis,melankolis dengan baik hati mbwtkan rencana2 bagi terwujudnya ambisi2 koleris,melankolis memberikan puncak2 tertinggi utk didaki koleris.. Dan koleris yg selalu tergila2 dengan puncak2 tinggi,dgn senang hati mengejar semua puncak melankolis,seringkali melupakan,puncak melankolis berada jauh tinggi di atas awan...

Lalu saat koleris sibuk dgn medan perangnya,sibuk mengalahkan siapapun atau apapun yg menghalangi jalannya.. Ada saja saat dmana sebuah rintangan membentang.. Rintangan yg membuat melankolis mulai gamang dengan puncaknya sendiri,rencana hebatnya sendiri.. Melankolis mulai bertanya2.. Apakah rintangan ini bisa dilalui?? Knpa rasanya sulit sekali?? Kenapa lama sekali?? Kenapa sakit sekali rasanya mendaki puncak ini?? Kasihan skli koleris yg tetap gigih di garis depan pertempuran.. Sakit skli rasanya mencium aroma kekalahan yg sayup2 menyapa dari kejauhan...

Koleris tau & merasakan juga aroma kekalahan itu,sama spt melankolis.. tapi selalu, sama spt di setiap medan perang sang pejuang yg mulai gelap.. Koleris,sang pejuang,tdk bisa menyerah,tdk bisa kalah.. Karena egoisme gilanya,karena keangkuhannya.. Krna koleris tidak bisa menerima kekalahan dalam btk apapun..
Tapi melankolis merasakan kekalahan itu semakin mendekat,melankolis mengasihani koleris.. Melankolis tau bagaimana sakitnya kekalahan bagi koleris..
Maka melankolis mencoba membisikkan semilir duka,perlahan mengabarkan kekalahan yg semakin dekat,kegelapan yg mulai pekat.. Agar sang pejuang sadar,agar sang pejuang menahan sedikit keangkuhannya,agar sedikit bisa menerima kekalahan dan kegelapan itu..
Lalu koleris mjd smakin goyah,kakinya yg slalu tegar berlari mulai gemetar..Ia tau itu semua benar.. Tapi mau bagaimana?? Koleris benci kekalahan,ia benci dipaksa menyerah,terlebih dipaksa menyerah oleh melankolis.. Meski koleris tau tdk ada jalan lain.. Tapi tidak ada kata mundur bagi koleris.. "Kalau kau tidak bisa bergerak maju,maka kau kau bisa ttp tegak di tempatmu tanpa harus mundur"..
Mundur adl btk kekalahan lain yg paling dibenci koleris..
Saat2 itu,saat2 tergelap koleris,ia jatuh ke dasar jurang kegelapan melankolis..

Lalu,ada saat menjelang fajar,menjelang butir2 cahaya,saat ia ditopang oleh kesadaran dan kesabaran melankolis lainnya,yg membaca kerapuhannya dalam gelap, yg tanpa sengaja menampar koleris,menyadarkannya..

Ya,melankolis,bisa menjdi rekan yg luar biasa hebat bagi koleris dalam keadaan berakal sehat. Tapi melankolis yg sudah mencium aroma kekalahan dan mulai tidak sehat adl musuh paling berbahaya bagi koleris..
Koleris menyadari,satu2nya jln agar ia tdk bergerak mundur adl dgn mencoba berdamai dengan melankolis,menahan badai jiwa sang melankolis yg terasa sangat menyakitkan.. Menenangkanny,dan jika ttp tidak bisa,spt biasa,melankolis harus dirantai,dipenjara.. Sampai ia bisa berpikir jernih lagi.. Sampai rasa sakit akibat aroma kekalahan yg menyebar itu terobati.. Selalu,dan selalu spt itu.. Saat fajar datang,dan koleris masih tegak di tempatnya.. Hanya sempat goyah dan terluka hampir di setiap sisi krn pertengkaran hebatnya dgn melankolis.. Kemenangan itu datang.. Meski terlambat,mski perjuangan itu panjang,meski sakit dan terluka parah,koleris berhasil mencapai 1 lagi puncaknya..

Meski dg susah payah,melankolis yg terpenjara bisa tersenyum lega.. Satu lagi medan perang tlh terlewati.. Meski sekali lagi ia harus menjadi korban,terpenjara dan dibungkam,air matanya dipandang menjijikkan,tapi itu adl harga yg harus ia bayar,sebagai bagian dari koleris.. Akan selalu dibungkam dan diabaikan saat luka mulai tercipta..

Koleris pun harus membayar mahal utk perjuangannya,mengabaikan melankolis berarti mengabaikan hatinya.. Menjadikannya tak berperasaan,sepi,dan kejam.. Demi tetap tegak dan terus maju,demi tidak mundur saat lelah,demi tdk terlihat rapuh di mata musuh.. demi ttp tegar meski rengekan dan histeria melankolis menggoyahkan kakinya dan merobek hatinya.. Demi tetap bertahan dalam gelap,menunggu fajar yg ia tau akan datang,ntah cepat atau lambat,tapi ia tau fajar itu kan datang.. Selalu seperti itu..
Selengkapnya...