Minggu, 15 Juli 2012

Aku merasa letih,&ingin sendiri…

Aku merasa letih,& ingin sendiri…

Aku menyenandungkan bait itu dalam ruang kosong benakku.. Angin tidak henti-hentinya berbisik merdu.. Ingin menutup mata,sejenak saja,beristirahat dari kilau yang menyiksa..
Tapi tidak bisa..
Ada hati yang menggelitik manja,ada bisikan selembut beledu..
Aku ingin kau ada..

Pelan namun pasti,kelelahan menyeret setiap jemari.. Lalu setiap helaan nafas terasa ringan,seperti ingin menelan sejuta kecewa atas hembusan aroma surgawi yang merajalela... Semburat perih melukis jingga.. Aku ingin kau ada.. 

Terseok melintasi warna,terang,redup,dan perlahan menjadi gelap… Tapi permainan warna akan selalu ada.. berputar seperti hari,pagi,siang,malam.. Akan selalu ada..

Meringankan cinta itu wajar dan semestinya.. Memberatkan benci itu manusiawi ku.. Senyum manja mu adalah pelipur gelapnya duka.. Itu katamu..

Lalu kembali, segala sesuatu tersuruk menuju tempat kembalinya.. Kutatap langit jingga,mendesah keras,karena desahan lembut tidak mampu mengusir penat..

Pelan kucermati jemari yang membeku.. Tenang kusentuh hati yang berdetak lembut.. Ah,aku masih memilikimu..

Aku kembali ke sisimu,tidak pernah benar-benar ingin sendiri.. Hanya gemeretuk gigiku menahan dingin yang selalu menyapa.. Tapi kau hanya akan melihat,senyum mentari di ujung jingga..

Sehangat awalnya,begitupun akhirnya.. Selengkapnya...

Selasa, 03 Juli 2012

Badai (part 1)

Badai ini mengamuk beberapa hari yang lalu,menyemangati angin yang menderu kencang di telingaku.

Aku bertanya dalam kegelapan yang menusuk,badai ini sebenarnya adalah gerimis yang lebat bukan?? Aku gemetar dalam kebekuan yang menyergap.. Aku memandang nanar kilat demi kilat yang beradu di atas sana. Sebuah harapan dalam nyala,badai ini pasti berlalu. Tidak ada yang abadi,maka badai ini pun,tidak akan abadi..

Pelan,aku tau,tapi pasti. Badai ini berganti menjadi gerimis tajam yang menyisakan perih.

Aku menghela setiap nafas yang masih terasa hangat. Sisa dari badai yang menguarkan gelisah. Tapi gerimis ini indah,seindah badai yang membekukanku. Hanya sakit yang masih terasa. Tapi kehangatan nafasku,mengingkari kebekuan yang sempat ada.

Lama ku termangu dalam semangat menghela nafas satu-satu-ku. Diam tidak mengurangi nyeri sang badai yang secara halus diusir oleh sang gerimis. Lembut memang gerimis ini ,tapi luar biasa menyakitkan dibanding badai yang nyata kerasnya.

Gelegar badai ini terbiasa bersenandung di hatiku. Selengkapnya...