Kamis, 18 Desember 2008

Bandar Lampung Tenggelam

18 Desember 2008

Aku sedikit kesal sore ini, hujan deras yang tidak berhenti mengguyur kampusku disertai gemuruh yang membuat jantung ini dag-dig-dug dan salah seorang temanku ketakutan hingga membuatku kerepotan, jalanan yang macet, sepertinya angkot itu merayap dengan perasaan enggan. Bau asap knalpot, tangis anak kecil yang kepanasan dan tak nyaman, ditambah asap rokok dari supir dan kernet angkot yang tidak tahu sopan santun. Huff, semakin mendung saja wajahku, bisa kutebak lebih mendung dari langit di luar sana. Aku kesulitan memandang keluar jendela, cuaca dingin membuat jendela angkot itu berkabut, aku sempat linglung dengan arah yang kutuju.

Sudah sampai mana ini? Beberapa kali penumpang di hadapanku bertanya. Siapa yang tahu atau mau repot-repot memberi tahu orang bawel sepertimu? Pikirku nyinyir. Huff, entah keberapa ratus kalinya aku menghela nafas berat.. Aku akan sampai rumah menjelang malam, tebak hatiku. Setelah sedikit terkantuk-kantuk, aku dan penumpang lain menyadari kami mulai mendekati daerah RSUAM atau biasa disebut ‘ambon’. Lalu muncul selentingan yang menciutkan hati dan otak kecilku, “Banjir besar di depan RS. Setinggi dada orang dewasa, mobil tidak bisa lewat.’ Aku mencelos… Astaghfirullah… Wah, aku jadi sedikit takut… Apa iya? Lalu bagaimana cara kami pulang?

Angkot yang kutumpangi memilih jalan memutar seperti yg dilakukan hampir seluruh kendaraan di jalan tersebut. Kendaraan yg menuju Tanjung Karang dialihkan. Jalan tertutup air, jika ingin selamat jangan nekat. Aku memberanikan diri melongok ke celah jendela yg sedikit terbuka, dari posisi angkot yg berada di badan jalan yg agak lebih tinggi, aku melihat ke aras pertigaan RSUAM. Ya Allah… Allah Maha Besar… Sungguh, DIA Maha Kuasa atas segala sesuatu… Aku merasa melihat danau di tempat yg selalu aku lalui setiap berangkat/pulang kuliah… Air menggenang setinggi dada orang dewasa, beberapa kendaraan terjebak banjir dan macet. Aku merinding, berkali-kali kusebut nama-NYA di hatiku… Siapa lagi yg mampu menolong di saat seperti ini kecuali DIA yg memiliki dunia ini?

Semua penumpang diturunkan di ‘ambon’. Sebagian bertanya, “Mau pulang lewat mana ini?”.. Aku hanya terdiam, otakku berputar cepat.. Rumahku bisa dicapai dengan dua kali berpindah angkot dari tempat ini, namun entah mengapa hati ini diliputi pertanyaan besar. Lima menit sebelum aku tahu terjadi banjir besar itu, mama mengirimiku pesan singkat. “Sayang, ada di mana? Pulang jam berapa?”. Pesan yg sederhana dalam makna dan kata-kata andai saja peristiwa besar ini tidak terjadi, pesan yg biasa mama kirim untukku setiap kali aku pulang lewat pukul lima sore. Ada apa dengan rumahku???

Aku berjalan kaki sejak diturunkan oleh angkot yg kunaiki, hampir seluruh ruas jalan macet, orang-orang berceloteh, mengeluh, ketakutan, khawatir, aku mendengar suara-suara sumbang bernyanyi tentang banjir besar yang menenggelamkan banyak rumah, tentang angkot yang tidak bisa lewat, ibu-ibu tua yg bingung akan pulang lewat mana. Setelah berjalan hampir 300m, aku mendapati angkot lain, supirnya berkata “Cuma bisa sampai dinas sosial, mba. Gk bisa lebih, macet. Tadi kami ngangkut penumpang juga cuma sampe sana. Gk ada angkot,mba. Nanti kalo sudah sampe sana, naik ojek aja.” Hatiku kembali mencelos, Dinas Sosial?? Berapa kilometer lagi lokasi itu dari rumahku?? Aku tidak tahu… Yang kutahu, jarak itu mampu membuat kakiku bengkak sebesar singkong raksasa…

Dari supir dan kernet angkot itulah aku mendengar cerita, daerah Pasir Gintung, Lebak Budi, Garuda, RSUAM, dan sekitarnya mengalami banjir besar. Pasir Gintung dan Lebak Budi yg paling parah, rumah hanyut, dsb… aku terdiam. Musibah ini, tegurankah? Atau cobaan? Aku tidak tahu… Ilmu yang kumiliki masih sangat dangkal… Kemudian aku turun… Yah, hujan gerimis yg belum berhenti, diwarnai bising klakson kendaraan, asap knalpot, wajah kebingungan orang-orang, pertanyaan yg melewati telingaku seperti desir angin… Aku berjalan dalam diam… aku tidak tahu separah apa keadaan di daerah yg katanya terkena banjir besar, tapi ada suara dari lipatan otakku, seperti sebuah gambaran miris yg kukutuk karena muncul secara mengerikan… Aku teringat tsunami yg melanda NAD beberapa tahun silam… Bodoh! Aku mengutuk diriku sendiri. Mengapa terbersit hal sebodoh itu? Harusnya aku mendoakan saudara-saudaraku yg tertimpa musibah agar diberi kekuatan dan kesabaran, bukan berkhayal yg tidak-tidak. Tiba-tiba aku kembali teringat rumah, mama dan adik-adikku?? Bagaimana keadaan mereka?? Ingatanku bergerak ke dua tahun yg lalu… Saat rumahku masih di bawah naungan 13 pohon melinjo, saat banjir memasuki rumah kami sampai setinggi lututku… Aku bergidik, mengingat raut ketakutan adik-adikku, wajah cemas dan kesigapan mama, kebingunganku mencari pertolongan… Waktu itu, hanya rumah kami yg terkena banjir… Rumah terpencil, yg tidak pernah menarik hati siapapun untuk meliriknya, aku bergetar hebat dalam kediaman perjalananku… Ya Allah, hanya Engkaulah yg mampu melindungi keluarga hamba… Keselamatan mereka hamba pasrahkan di tanganMu…

Aku terus berjalan dalam kesunyian pikiranku… Aku enggan berpikir banyak, enggan membiarkan pikiran buruk membayangiku… Sampai akhirnya, setelah berjalan sekitar 20menit (entah berapa ratus meter, dari dinas sosial di ratulangi sampai pertigaan Gedong Air). Sebuah angkot berhenti, “Kemiling, mba!” Teriak sang supir, sukacita kusambut panggilannya. Aku masih terdiam, sepanjang jalan kulihat lampu padam. Aku diam-diam menunggu kontak dari rumah, tapi handphone-ku senyap. Akhirnya aku sampai di depan gang rumahku, hujan masih belum berhenti. Aku berjalan cepat, suasana tampak tenang, tidak ada tanda-tanda air yg meluap. Aku memasuki halaman rumah yang tampak gelap, saat itu aku menyadari, waktu maghrib baru saja tiba. Kuucapkan salam, “Assalammualaikum..” Leganya hati ini saat kudengar balasan salam, adikku yg paling kecil membuka pintu, dengan polos ia bertanya “Beli apa, kak?” Yah, ia selau menanyakan kalau-kalau aku membawa makanan kecil sebagai oleh-oleh. Aku berkata tidak ada yg kubawa.

Ritual setelah sampai rumah yg seperti biasa, aku tidak lagi memikirkan banjir. Mama hanya menanggapi biasa saat kuceritakan tentang berita banjir yg kudengar, jauhnya perjalanan yg kutempuh dengan berjalan kaki pun tidak terlalu dimengerti olehnya, faktor lelah setelah pulang bekerja, dan minimnya pengetahuan tentang daerah yg kulalui, bisa kumaklumi. Aku sengaja tidur lebih awal, setengah 8 aku tertidur di depan TV, aku berencana mengerjakan tugas saat aku terbangun pukul 10/11 malam. Mama membiarkan aku tertidur pulas.

Pukul setengah 10 aku dikejutkan suara mama yg cemas “Ya Allah…” Aku langsung terduduk, khawatir terjadi sesuatu pada beliau, tapi mataku terpaku pada layar TV di hadapanku. Hatiku mencelos, rasa mengantuk itu hilang, aku merinding… Siaran berita mengenai banjir besar itu begitu mengerikan… Aku tersentak, teringat beberapa kenalan dan saudara yg berada di daerah yg dilanda banjir… sontak kuraih telepon genggamku, kuhubungi mereka satu persatu, Alhamdulillah semua baik-baik saja, posisi mereka yg cukup tinggi membuat mereka tidak terkena banjir. Aku sedikit bernafas lega. Sembari melihat berita, anganku berlari ke rumahku yg dulu… Ya, rumah itu pasti terendam banjir,perkiraanku tidak meleset, mama sempat melihatnya sepulang kerja tadi… Kami bersyukur, Allah sungguh bijaksana, tidak terkira kasih sayang yg IA limpahkan untukku dan keluargaku, indahnya setiap jalan yg IA pilihkan untuk kami, begitu megahnya setiap pintu yg IA buka untukku… Jikalau aku masih tinggal di tempat itu… Aku merinding… Yah, kesulitan dan ketakutan itu terbayang di pelupuk mataku… Terimakasih, Allah… Engkaulah yg terhebat yg hamba miliki, Engkaulah yg paling menyayangi hamba, Engkaulah segalanya… Segala puji bagi Engkau, Tuhan Semesta Alam…

Cerita ini belum berakhir… Aku tahu, masih banyak rahasia indah yg IA simpan untukku, terselip di antara duka dan kesakitan yg kurasakan, tersebunyi di antara onak duri mawar yg coba kuraih… Kasih sayang tak terbatas, hanya untuk hambaNYa yg mau dan mampu menunggu bingkisan terindah dari surga…
Selengkapnya...

Selasa, 16 Desember 2008

Perasaan ini... (3)

Beberapa hari yg lalu... Aq menyadari suatu hal... Saat menulis sanwacana utk laporan PU, aQ teringat akan kejadian yg begitu menyakitkan beberapa bulan silam... Saat Q menyadari satu hal... Kebersamaan atau kesendirian yg akan Q pilih...Kebersamaan? suatu kata yg tampak sarat makna... Lebih dari sekedar kebahagiaan semu yg Q pikir pernah terjadi... Lebih dari canda tawa tak bermakna yg Q kutuk sendiri... Lebih dari kesakitan yg Q nikmati sendiri... Lalu aQ menyadari... Kebersamaan ini Q buat sendiri... Kebersamaan ini Q pilih sendiri... aq harus mempertanggungjawabkan semua pilihan hidupQ... Lalu aQ mencoba memahami hatiQ sendiri... Aq mencari apa yg sebenarnya aQ cari... aq merenungi semua jalan yg telah Q lalui...

Sakit? ya, aQ sakit... Muak? ya, aQ muak... Pertanyaan lalu timbul... Kepada siapa perasaan ini tertuju... Aq tahu jawabannya... Tapi mengetahui hal yg seharusnya kita ketahui tidaklah selalu menyenangkan... Mengetahui keburukan yg dimiliki sisi tergelap diri sendiri bukanlah sesuatu yg menggembirakan... Tapi kemudian aQ heran... Aq perlahan menyadari, aQ menikmati smua ini... aq menikmati kegelapan Q... Aq menikmati kebencian dan kesakitan yg kualami... aq menikmati semuanya... Aneh? ya, tapi beginilah aQ..Saat itu, kembali terasa... Ada sesuatu yg hilang saat tulisan ini dibuat.. Ada perasaan yg tersakiti dan menyakiti.. Ada kebencian yg tertahan.. Ada kemarahan yg tertutupi... Ada sesuatu dari semua ini...

Aku sedang berusaha menekan keburukan diriku
Aku sedang belajar mencintai dan melindungi orang lain
Aku sedang belajar meredam hatiku
Tapi ternyata aku gagal..

ku lelah sebelum bisa berjalan lebih jauh
Aku menyerah dan tidak berani menatap tujuanku lebih lama lagi
Rasa sakit ini terlalu perih
Aku disakiti dan menyakiti diriku sendiri

Rasa sakit ini sesungguhnya tidak berani kurasakan
Aku mencoba menunjukkan rasa sakit ini, tapi yang kudapat hanyalah pengasingan tak berujung

Aku tidak ingin lagi merasakan sakit ini
Tapi aku tak kuasa menahan gejolak jiwa yang menderita
Aku tak kuasa menahan tetes demi tetes darah yang mengaliri tubuhku
Sakit…

Kemudian aQ menyadari satu hal... Aq adalah pribadi yang egois... Memuakkan bagi sebagian orang, bahkan bagi sebagian diriQ... tapi kemuadian aq menyadari... Semua ini berawal dari sisi kemanusiaanQ... Yg benci disakiti, yg selalu ingin membalas kesakitan yg Q rasakan dengan lebih menyakiti... Tapi, selalu ada wilayah abu-abu... Ya, kita tidak bisa selalu menjadi hitam, atau selalu menjadi putih... Aq pun begitu... aq tidak bisa selalu berkubang dalam kegelapan... Ada sisi yg berteriak, yg meronta, yg menamparQ dengan begitu keras, dan menarikQ ke arah cahaya... Walau Aq tidak terlalu menyukai cahaya... Aq menyadari, kesendirian adalah suatu kebahagiaan yg juga menyiksa... Suatu pilihan indah yg menodai hidup... Satu jalan yg tidak selalu bisa kita pilih... Satu jalan yg selalu dihindari, tapi juga dicintai...

Aku, aku, dan aku
Duniaku adalah aku
Semua yang berputar adalah aku
Semua yang terasa, semua yang tercium
Semua yang terindah, semua yang terburuk
Adalah aku

Aku menjalani dunia tanpa makna yang hampa
Di dalamnya hanya ada aku, aku, dan aku
Aku berjalan mencari cahaya yang mampu meredam ke-aku-an ku
Aku bertanya pada setiap celah yang kulewati
Aku bertanya pada setiap nafas yang ku hela
Aku bertanya pada setiap detak jantung yang kuhitung

Aku bertanya, “Aku ini apa?”
Aku bertanya, “Aku ini siapa?”
Aku terus bertanya
Aku terus berjalan
Waktu terus berjalan,dialah aku
Sang waktu yang terus berjalan dan terus bertanya
Selengkapnya...

Senin, 15 Desember 2008

Perasaan ini... (2)

Ini tulisan dibuat untuk cinta terhebat dan terbaik yg pernah Q miliki... Dibuat untuk DIA yg cinta-nya tak pernah padam... Untuk DIA yg masih selalu ada saat yg IA cintai berpaling mencari cinta yg lain.. Untuk DIA...

Engkau boleh berlari menjelajah dunia
Engkau boleh menapaki jalan surga
Engkau boleh mencermati jejak Sang Bayu
Engkau boleh mengagumi tarian Sang ratu malam

Tapi engkau tidak boleh menjauh dariku
Engkau tidak boleh berpaling dari kebahagiaanku
Engkau tidak boleh menunda kesakitanku
Engkau tidak boleh mencintai selain aku

Aku berkata bahwa aku mencintaimu
Aku tunjukkan kasih hati padamu
Aku berikan jiwa ini untukmu

Maka mendekatlah, aku akan merangkulmu
Mendekatlah, maka aku akan mencium keningmu, wajahmu, bibirmu
Mendekatlah dan kau akan menemui kasih dan cinta tak terbatas waktu dan amarah

Cinta ini kuberikan untukmu
Tahukah engkau?
Jiwa ini kuberikan untukmu
Tahukah engkau?

Ratapan ini hanya untukmu
Sanjungan ini hanya ada bagimu
Hatiku untukmu
Diriku untukmu

Kau balas cinta ini dengan kasih yang aku tidak sanggup menampungnya
Kau balas jiwa ini dengan makna hidup yang tidak mampu dimengerti otak bodohku
Kau jawab ratapan ini dengan nyanyian yang tidak mampu kudengar
Kau bagi sanjungan ini dengan kerendahan hati yang tak tertahan

Kau berikan aku lebih dari yang aku berikan padamu
Kau sayangi aku lebih dari cinta yang kuberi padamu

Lalu apa aku ini?
Apalagi yang mampu kuberi untuk cinta terbaikku?
Apalagi?


Selengkapnya...

Perasaan ini... (1)

Perasaan aneh apa ini??? yg seringkali menggangguQ... MenggodaQ untuk terus merasakannya, namun keengganan juga terjadi... Seiring kehadiran keduanya... AQ tidak lagi mampu membedakan... Perasaan ini... Menyenangkan?? Atau menyakitkan??? entahlah.. Dunia tidak akan pernah terlalu jelas untuk semua yang terjadi dan terasa...

Aku kembali dari kegelapan
Aku datang membawa senyum kepedihan
Aku menebar aroma hangus jiwa manusia yang terbakar amarah
Aku mendekati telaga air mata malaikat

Aku telah siap memasuki dunia yang tidak kukenal
Aku berjalan ragu, namun dengan ketetapan hati

Kemudian aku berhenti dan menunggu
Aku berhenti di depan gerbang takdirku
Sayup-sayup kudengar bahasa yang tidak kukenal

Lambat laun aku menyadari, bahasa itu begitu indah
Bagai nyanyian bidadari surga
Bagai daun yang bermandikan embun
Bagai angin yang mengajakmu menari

Sedikit pun aku tidak ragu, bahasa itu adalah cinta
Tapi entah mengapa, aku ragu untuk memenuhi panggilannya
Bahasa itu begitu lembut dan indah
Tapi aku tahu, aku tak pantas mengucapkannya

Diri yang penuh gejolak murka dan benci ini belum siap menerima kelembutannya
Hati yang terus berdebur dosa dan penuh nista ini belum pantas merasakan sentuhannya

Namun, saat Sang Cinta meletakkan tangannya di pundakku
Aku terjatuh ke lubang gelap tak berujung
Aku dituntun paksa olehnya
Aku yang penuh kekuatan ini ditolak oleh kekerasanku sendiri
Aku yang penuh keangkuhan ini ditampar oleh kelembutannya

Cinta…


Kemudian.. Saat semua perasaan ini tidak mampu Q bendung... Apakah dibenarkan semua kata yg Q ucap?? Apakah dibenarkan setiap nafas yg Q hela?? Untuknya... Yg mau dan mampu merasakan perasaan ini...

Ia pernah berkata, aku lelah
Ia pernah berkata, aku tidak peduli
Ia pernah berkata, aku jatuh cinta
Ia pernah berkata, aku patah hati

Kemudian aku berkata, aku ada untukmu
Ia hanya tersenyum menatapku
Aku memandangnya, tapi aku tak mampu melihat wajahnya

Ingin sekali aku melihat wajah indah yang dilindungi payung kasih Allah
Ingin sekali aku merengkuh tubuh lemah yang jiwanya tidak pernah takut kecuali pada amarah Tuhannya
Ingin sekali aku mencium bibir yang selalu basah oleh kata-kata manusiawi
Inginku…

Ia menundukkan wajahnya, dan aku mendengar bisikan hatinya
Aku melihat peluh di jantungnya yang berdetak lembut
Aku mendengar jerit kesakitan tertahan dari tulang punggungnya yang berderak memanggilku
Tapi aku hanya mampu berkata, aku ada untukmu


Selengkapnya...

Jumat, 12 Desember 2008

Ujian PU!!!!

Semalem gw tidur dari jam setengah 7, bangun jam setengah 11, tidur lagi jam setengah 1, bangun lagi jam setengah 5... Hwe?? Perjuangan berat, deg2an, pusing, bingung, pokoknya semua campur aduk deh... bolak-balik kertas laporan, berkali2 ngecek slide presentasi yg dibuat... Tegang bgt!!!
Ke kampus jam 9, ngprint form ujian, belajar lagi, tapi tetep aja gk kebayang pertanyaan yg gimana yg bakal ditanya dosen... Nunggu dosennya selesai ngasih kuliah, grogi abiz...
Waktu ujian tiba... Loh? Tenyata dapet giliran pertama... Laptopnya error, LCD error, mpe yg mau ujian juga error... He... Ada insiden kertas jatuh lagi... T_T
begitu mulai presentasi, banyak banget yg lupa, untung aja lumayan pinter 'ngeles'...
Untung juga ni dosen pembimbing ngajar gw kuliah, jadi pertanyaan yg dia lontarin hampir semuanya pernah dia ceritain waktu kuliah... Untung bgt gw selalu dengerin kata2 dia... bayangin aja kalo gk... Apa kata dunia???
Huff,, selesai juga ujian ni...
Alhamdulillah... Thanks Allah... You are the best 4 me... I can't do everything without You...
Nah, sekarang fokus buat ngerjain yg lain...
SEMANGAT!!! SEMANGAT!!! SEMANGAT!!! Selengkapnya...

Mulai Mengisi yg kosong (2)

Gw lupa dapet tulisan ni dari mana, tapi yg pasti, gw jatuh hati dgn kata2 yg gw baca... Berharap ni adalah kata2 yg bisa gw tuliskan sendiri, tapi ternyata ilmu ini masih sangat dangkal, hati ini masih sangat tertutup, mulut ini masih terkunci rapat... Tapi, gw berharap suatu hari gw mampu menuliskan kata2 yg lebih indah, lebih bermakna, mungkin bukan cuma untuk diri gw sendiri, tapi juga untuk org lain...

Bila Aku Jatuh Cinta

Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin

Bila suatu saat aku jatuh cinta

Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang

Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi

Aku punya pinta

Bila suatu saat aku jatuh cinta

Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas

Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi

Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta

Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan

kasih-Mu

dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi

Bila suatu saat aku jatuh hati

Pertemukanlah kami

Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi

Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati

Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku

Anugerahkanlah aku cinta-Mu…

Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !

Selengkapnya...

Mulai mengisi yg kosong (1)

Nah,nah, sekarang waktunya m'copy dari blog yg ada di fs ke blog yg baru ni... ada beberapa tulisan aneh yg gw sendiri gk ngerti kenapa bisa bwt yg ginian.. Hwehee Kalo gk salah ini gw buat waktu gw pelan-pelan sadar tentang alasan gw jd pribadi yg keras (yg notabene gk terlalu disukai beberapa orang)... Masalahnya ada di hati, hati gw yg gw buat biar jadi keras n dingin kayak batu, jadi gk sembarangan orang bisa masuk ke hati gw... Ceileh... Sok puitis ya?? Bodo amat deh, yg penting gw seneng...

Aku melihat bunga-bunga itu mekar

Tapi saat aku berjalan mendekatinya, mereka tertunduk layu

Aku mendengar nyanyian angin

Tapi saat ku coba bersenandung, ia menjadi sunyi

Aku merasakan sejuknya hujan

Tapi saat ku coba bermain dengannya, ia enggan dan pergi dariku

Aku melihat kupu-kupu beterbangan

Tapi saat kusentuh, mereka pelan-pelan berguguran

Hatiku… Bahkan mereka yang suci dan indah tahu…

Hatiku… Selamanya akan terkurung oleh logikaku sendiri…

Hatiku.. Inginku.. Logikaku..

Hatiku adalah penjara bagi inginku

Aku adalah rantai bagi jiwaku sendiri


Aku memandangnya, yang kulihat hanyalah bayangan

Aku menyentuhnya, yang kusentuh hanyalah mimpi

Aku tersenyum kepadanya, yang kurasakkan pedih

Aku tertawa untuknya, yang kudengar tangisku sendiri

Aku bahagia untuknya, tapi hatiku ingin ia menangis

Aku bergetar saat di sampingnya, tapi lidahku tajam menyakitinya

Aku bersimpuh di balik hatinya, tapi mataku sinis menatapnya

Aku berjalan anggun di belakangnya, tapi kakiku terseok-seok di belakangnya

Ah.. hatiku, pikiranku, logikaku…

Entah sampai kapan aku mampu memaksa kalian mengikuti hendakku…

Selengkapnya...

Kamis, 11 Desember 2008

New Member

Wah,wah, semua anggota corporatium henas harus liat ni...
Lefo sekarang dah punya blog... Wakakak!!!
Telat sih sebenernya.. Abis, gk ada yg ngasih tau cara buatnya (padahal emang males aja!!)...
oya, gk lupa, say "Thanks a lot" bwt fadila 'agey' hanum... Atas kesediaanya ngasih petunjuk buat bikin blog... He... Thq pren...
eh, eh, sebenernya mau ngapain y??? Bingung... Ah, cerita aja de... Ni soal gw yg lagi sebel...
Gimana gk, rencana mau ngajuin judul, ada aja halangannya... dosen gk dateng, giliran dateng gk bisa ditemuin... GRRR!!!! Ah... Cape ngurusin perasaan ni... Takut ditolak lagi...
Gimana mau berani? kalo pertama kali ketemu bapak tu, gw grogi setengah mati-setengah idup...??? Jantung ni berasa turun ke dasar perut, trus naik lagi, eh turun lagi, naik lagi... kayak ada lift-nya deh ni jantung...
Malu bgt juga... Kenapa coba,gw ni harusnya semangat 45 buat ngajuin judul, skripsi...
Tapi akhir2 ni males mlulu... Padahal udah dikejer deadline... tahun depan harus lulus... Huff!!!
Malu2in!!! Ngakunya c seorang 'koleris melankolis', seorang yg berorientasi tujuan, punya rencana yg paling bagus, gk kenal lelah... Eh, sekarang malah mlempem kayak krupuk kena air...
SEMANGAT!!!! SEMANGAT!!!! SEMANGAT LEFO!!!!
Basilisk Lefo Henas ni lagi malesnya amit2.. Mpe malu ma diri sendiri... Malu... malu... Tapi tetep aja gk tau malu...
Hoi,hoi,kpn gw ngebagusin diri sendiri ya???
Dari tadi ngeluh melulu.... Padahal 'Life is Beautiful, Like Me'....
He.... Hidup Narcis!!!! Selengkapnya...