Senin, 15 Desember 2008

Perasaan ini... (1)

Perasaan aneh apa ini??? yg seringkali menggangguQ... MenggodaQ untuk terus merasakannya, namun keengganan juga terjadi... Seiring kehadiran keduanya... AQ tidak lagi mampu membedakan... Perasaan ini... Menyenangkan?? Atau menyakitkan??? entahlah.. Dunia tidak akan pernah terlalu jelas untuk semua yang terjadi dan terasa...

Aku kembali dari kegelapan
Aku datang membawa senyum kepedihan
Aku menebar aroma hangus jiwa manusia yang terbakar amarah
Aku mendekati telaga air mata malaikat

Aku telah siap memasuki dunia yang tidak kukenal
Aku berjalan ragu, namun dengan ketetapan hati

Kemudian aku berhenti dan menunggu
Aku berhenti di depan gerbang takdirku
Sayup-sayup kudengar bahasa yang tidak kukenal

Lambat laun aku menyadari, bahasa itu begitu indah
Bagai nyanyian bidadari surga
Bagai daun yang bermandikan embun
Bagai angin yang mengajakmu menari

Sedikit pun aku tidak ragu, bahasa itu adalah cinta
Tapi entah mengapa, aku ragu untuk memenuhi panggilannya
Bahasa itu begitu lembut dan indah
Tapi aku tahu, aku tak pantas mengucapkannya

Diri yang penuh gejolak murka dan benci ini belum siap menerima kelembutannya
Hati yang terus berdebur dosa dan penuh nista ini belum pantas merasakan sentuhannya

Namun, saat Sang Cinta meletakkan tangannya di pundakku
Aku terjatuh ke lubang gelap tak berujung
Aku dituntun paksa olehnya
Aku yang penuh kekuatan ini ditolak oleh kekerasanku sendiri
Aku yang penuh keangkuhan ini ditampar oleh kelembutannya

Cinta…


Kemudian.. Saat semua perasaan ini tidak mampu Q bendung... Apakah dibenarkan semua kata yg Q ucap?? Apakah dibenarkan setiap nafas yg Q hela?? Untuknya... Yg mau dan mampu merasakan perasaan ini...

Ia pernah berkata, aku lelah
Ia pernah berkata, aku tidak peduli
Ia pernah berkata, aku jatuh cinta
Ia pernah berkata, aku patah hati

Kemudian aku berkata, aku ada untukmu
Ia hanya tersenyum menatapku
Aku memandangnya, tapi aku tak mampu melihat wajahnya

Ingin sekali aku melihat wajah indah yang dilindungi payung kasih Allah
Ingin sekali aku merengkuh tubuh lemah yang jiwanya tidak pernah takut kecuali pada amarah Tuhannya
Ingin sekali aku mencium bibir yang selalu basah oleh kata-kata manusiawi
Inginku…

Ia menundukkan wajahnya, dan aku mendengar bisikan hatinya
Aku melihat peluh di jantungnya yang berdetak lembut
Aku mendengar jerit kesakitan tertahan dari tulang punggungnya yang berderak memanggilku
Tapi aku hanya mampu berkata, aku ada untukmu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar