Senin, 23 November 2009

23 November 2009

Pernah mengatakan, "aku akan menangis jika hari ini berlalu.."
Tapi aku menunggu tangis itu.. Terus menunggu, ternyata tangis itu tdk jua datang...

Aku seringkali bertanya dalam diamku, apa yg sebenarnya aku rasakan... Apakah ini kesakitan yg nyata?? Atau hanya sebuah ego yg memunculkan rasa malu yg berlebihan?? Atau rasa malu yg berlebihan yg memuncakkan ego yg mengerikan?? Ah, diriku.. Aku pernah berpiir, saat hari ini berlalu tanpa aku bisa melakukan apapun, sakit yg aku rasakan akan membuat air mataku menetes, tapi ternyata tidak...

Saat aku meminta maaf pada org yg aku sayangi,krn aku merasa telah mengecewakannya setelah hari ini berlalu, aku pikir aku akan bersimbah air mata dan menjadi tolol... Tapi ternyata aku mampu menggigit bibirku sendiri, dan menahan air mata itu jatuh dari pelupuk mataku...

Haah,aku tenyata mampu menangis tanpa air mata, baguslah,karena ternyata rasa sakit ini mampu membuat ego ku membludak dan bertahan utk tetap bisa tertawa dan tersenyum dihadapan yg lain.. Dan berkata: "aku baik2 saja..."

Hebat.. aku bisa mengeluarkan pujian ini untuk diriku sndri.. meski sakit dan sedih, dan sekali lagi membuat sahabat2ku ikut menjadi sinting karena aku.. Lagi,aku memperlakukan org2 yg aku sayangi dgn tidak semestinya..

Maaf saja rasanya tidak akan pernah cukup... Sekali lagi aku memperlakukan org2 yg paling berarti dalam hidupku dgn tidak semestinya.. Membalas cinta mereka dengan ketololanku.. haha.. Aku memang sepantasnya menertawakan diriku sendiri.. Lagi,dalam sendiri dan gelapku.. Terima kasih diriku...
Selengkapnya...

Selasa, 17 November 2009

Renunganku (2)

"Bahwasanya setiap helai daun yg gugur telah tertulis dlm takdirNYA & mnjadi kuasaNYA. Maka yakini bahwa semua yg Allah berikan adl yg terbaik. Mski yg terbaik tdk sllu berarti yg terindah.."

Tanpa sengaja membaca kata2 ini.. Sebuah kutipan dari ucapan ulang tahun yg diberikan oleh seorang teman...Mungkin mudah mengucapkan kata sabar,, tapi luar biasa sulitnya mengaplikasikan sabar itu sendiri...

Mungkin yg ku butuhkan hanya 'pergi dari sisinya' secepat mungkin... Karena, semakin lama aku di sampingnya, aku tau, aku semakin menumpuk dosaku.. Bagaimana tdk menjadi dosa?? Bila ia membuatku memaki2nya hampir sepanjang waktu, dengan siapa saja yg aku temui.. Ya, aku ini seorang koleris yg tentu saja jelas2 tdk akan bisa menerima ada org atau keadaan yg menghalangi jalanku... DAn 'makhluk' ini (*Mulai lagi membuat dosa..) bnr2 membuat sisi buruk koleris keluar... Ya ampun... Payah...

Padahal aku seharusnya sadar, bahwa ini mungkin jalan terbaik... Yah, ssghnya aku sadar, bnr2 sadar.. Bnr2 tau bhwa inilah jalanku, takdirku.. Bahwa hidup ku tdk akan berakhir hanya karena mslh ini.. Tapi spt yg prnah aku katakan pada sahabatku, Draco, seandainya aku tidak merepotkan org lain utk ttp bisa bertahan di tempat ini... Seandainya aku berjuang atas kemampuanku sendiri.. Tapi aku tau persis siapa yg akan aku kecewakan lagi atas mslh ini... Dan ini juga yg membuatku smakin membencinya... Tak sadarkah dia, bahwa aku telah mengerahkan segala upayaku untuk mengatakan padanya betapa pentingnya periode desember ini utkku?? Tapi ia telah berhasil mengubur mimpiku dengan tingkah dan kata2nya yg membuatku jijik...

Aku jadi bnr2 tdk bisa berpikir jernih skrg, stlh ia membuatku selalu merasa ingin melemparka kursi ke wajahnya setiap kali kami bersama!!! Wuuufff... Luar biasa, bnr2 dia luar biasa.. Aku tidak tau, apakah dia dikirimkan Allah utkku sebgai sarana aku mempelajari sabar yg sesungguhnya, atau kah dia adlh hukuman bagiku atas semua dosa yg pernah aku lakukan atas segala kesombonganku yg menyedihkan??

Apakah menyedihkan menjadi aku yg sekarang?? Aku tidak tau..Aku saat ini tidak pernah bisa bnr2 tau apa yg aku rasakan... Seringkali kemarahn membakar otak ku, sampai aku butuh org lain utk membantuku bernafas.. Seringkali kegilaan menyergapku sampai aku butuh org lain utk membuatku tertawa dengan semestinya.. Seringkali juga jiwaku seperti pergi meninggalkan tubuhku, karena ia tidak tahan menghadapi tubuh yg tidak bisa benar2 jelas ini...

Di saat2 ini, pantaskah aku berkata bahwa aku merasa seisi dunia bergerak mendekati dan mendesakku sampai aku kesulitan bernafas?? Pantaskah aku mengeluh?? Atau ini adl tanda2 bahwa aku telah mjadi seorg yg kufur nikmat?? Bukankah Allah tdk akan membiarkan bgtu saja, org yg mengaku beriman, tanpa IA mengujinya terlebih dahulu??

Inikah ujian itu?? Ataukah ini semua hanyalah kesalahanku saja?? Bahwa aku yg terlalu melebihkan keadaan.. Bahwa aku kuarng bersyukur.. Bahwa masih bnyak hal penting lainnya, yg membuat aku & masalahku tidak terllau berharga utk dipikirkan...

Lalu bagaimana caranya aku menghadapi diriku sendiri?? Aku sudah berteriak dan memaki, dan menghujat, dan mencaci, dan berteriak, dan menangis dlm sndriku... Dalam kegelapan hatiku, lagi...

Aku benar2 bingung.. Tidak mampukah aku mengendalikan diriku sendri?? dengan setiap sel yg membara karena amarah, setiap sel yg juga meringis karena malu, setiap sel yg tersakiti sampai tidak mampu menyadari btk aslinya lagi...

Aku malu, sungguh.. MAlu, kecewa, marah... Dan terlebih lagi, aku takut... Takut membuat org2 yg aku sayangi kecewa, sekali lagi, karena aku.. Sulitnya menjadi hatiku... Malangnya hatiku, terpaksa menerima luapan emosi gila yg mngelir deras.. Aku malu... Bagaimana mungkin, aku bisa berharap bunga2 tumbuh di tanganku, selama hatiku masih menjadi gunung berapi???

Selengkapnya...

Minggu, 15 November 2009

Sang Pejuang

Ssghnya apa yg aku rasakan ini?? Sakit kah?? Atau hanya ego dan kesombongan berbicara?? Betapa mengerikannya wajah yg kulihat memandangku dari balik cermin..

Ia memandangku dan berkata:
"halo, diriku.. Apa yg ada di pikiranmu?? Mengapa kau jadi seperti ini?? Kau yg aku kenal bukan yg seperti ini!! Hapus air matamu yg menjijikkan itu dan kembali lah ke medan pertempuran!! Jgn pernah berlaku sprti anak bayi yg sedang belajar merangkak!! kau mampu berlari lebih cepat dari sang bayu, kau mampu sekuat dan setegar karang yg tak pernah meleleh diterjang ombak!! Bangun, dan tunjukkan pada dunia, kau masih seperti biasa!! Kuat, dan tak terkalahkan!!"

"Lakukan semua yg harus kau lakukan, kejar semua yg harus kau gapai!! Pergi ke medan pertempuranmu, dan kalahkan semua musuh menjijikkan yg tidak berharga itu!! Jgn biarkan org2 tolol itu melihat walau setetes air mata yg menggenang di pelupukmu!! Jgn biarkan kekalahan menghantuimu, karena kau tidak akan pernah kalah!! kau adl pejuang terhebat utk duniamu!!"

"Jgn biarkan kuman2 tak berharga itu menginjak-injak tatanan dunia yg kau buat di atas hatimu!! Berjuanglah!! Karena kau adalah seorang pejuang!! berjuanglah seperti biasanya utk mendapatkan semua yg kau inginkan!! Dapatkan semua hasratmu, meski kau harus mengorbankan separuh hatimu, bahkan seluruhnya!! Lakukan yg terbaik, karena kau adalah yg terbaik!!"

Aku masih menangis saat dia yg berada di balik cermin menamparku dengan tamparan sekeras petir.. tapi dalam kubangan air mataku, aku tau.. Aku tak lagi sekuat dulu... Aku tau, waktu telah membawaku menyusuri wilayah kehampaan hati sang pejuang yg terlupakan.. Wilayah yg sengaja dibuang sang pejuang demi ego dan ketakutannya...

Yah, apalagi yg paling ditakuti seorang pejuang, kecuali kehilangan semangat dan kekuatannya?? Apalagi yg ditakuti seorang pejuang dg ego setinggi langit, selain ada dinding yang mendengar isak tangisnya dan mengabarkan kelemahannya pada musuh yg tak terlihat dan bersiap menghancurkannya dari dalam dan perlahan melalui segala kelemahan yg berhasil disembunyikannya??

Yah, akulah sang pejuang... Aku dilahirkan utk selalu berjuang dalam kehidupanku, berjuang utk mendapatkan segala yg aku inginkan.. dan aku Tidak Akan pernah kalah!!! Kalau sampai aku kalah, itu semua adl kebodohan musuhku yang berani berlaku licik dgn mengunci sang pejuang dalam kotak kaca dan menenggelamkannya ke dasar lautan terdalam dan tergelap... Dan musuh itu biasanya kusebut: Diriku yg lain,yg terpenjara dalam kamar kecilnya... Sang pejuang menguncinya di dalam kamar dan tidak membiarkannya keluar, karena sang pejuang tau, berikan ia celah utk keluar, dan kekalahan telak akan tersebar.. kesalahan kecil yg mampu menghancurkan selaksa mimpi sang pejuang.. Kebodohan diri yg terlena oleh keletihan dan ketidakberdayaan.. Kesakitan yg memuncak atas segala ketakutan dan rasa malu...

Sehingga aku kembali bertanya, utk kesekian kalinya... Entah utk medan perang yg mana lagi yg sedang terjalin.. Apakah yg aku rasakan ini?? Benar2 kesakitan yg nyata?? Ataukah hanya ego sang pejuang yg telah melihat kekalahan di ujung pedangnya, meski ia tak pernah berhenti berharap sampai pedangnya patah dan hancur berkeping.. Mungkin sang kecil, yg tersembunyi, telah berhasil menyelinap keluar dari kamarnya dan menuju medan perang sang pejuang, menebarkan aroma pahit kebencian dan amarah kesakitan yg sia2 atas ego sang pejuang.. Pada akhirnya, mungkin sang pejuang akan menyadari, rasa malu telah menahannya lebih lama utk terus bisa berjuang...

Teruslah berjuang, wahai pejuang.. Meski hanya utk sekelebat rasa malu yg tidak akan mampu kau tepis... Berjuanglah, meski pedangmu hancur berkeping dan kau hanya tinggal memiliki tubuh rapuhmu yg akan hancur seiring terbenamnya cahaya... Berjuanglah, dan tetap percaya, kegelapan yg muncul akan mengundang cahaya yg akan membantumu terseok di dataran yg telah kau bumi hanguskan dgn kekuatanmu..

KAu tidak akan terkalahkan, sampai sang waktu bicara: " Dunia ini bukan lagi utkmu..."

Saat itulah kau akan tau akhir dari semua perjuanganmu.. yg mungkin akan dikenang, atau mungkin hanya akan terlupakan seperti sebuah kertas usang..

Selengkapnya...

Jumat, 13 November 2009

Renunganku (11/11)

Anggap saja aku sedang bersenang2,berkubang di kegelapan hatiku, sambil meraba2 celah utk mencari cahaya..Mski nyaris bersatu dgn kgelapan,&hilang tanpa bekas,aku masih percaya fajar akan datang & aku bisa setidaknya mengumpulkan serpihan2 diriku yg tersisa

Hidup mmg spt ini, ini hidupku,& ini yg harus aku jalani.. Mski sakit & membenci diriku sendiri,seorg koleris tdk akan pernah mundur sblm tujuannya tercapai

Aku menyayanginya... Sungguh,dengan segala ketulusan hatiku.. Salahkah aku jika aku begitu berharap mampu menjadi yg terbaik baginya?? Aku selalu berharap utk tidak membuatnya terluka dan kecewa.. Tapi sepanjang kehidupanku, aku ternyata hanya mampu membuat air matanya menetes.. aku tidaklah seberarti yg bisa aku pikirkan...

Dia yg sepanjang hidupnya berjuang utk hidupku.. Dia yg sepenajang hidupnya diberikan untuk mencitaiku dengan tulus tanpa pernah terbetik pamrih walau hanya setetes.. Tapi yg aku lakukan hanyalah mengecewakannya.. yg aku lakukan hanyalah membuatnya mengkhawatirkan aku... Apalah aku ini sampai berani berlaku seperti ini...

Aku bertanya2, bagaiman mungkin aku berdiam diri??? Aku berdiam diri saat ia berjuang utk masa depanku?? Semuanya telah ia persiapkan.. pelan, tapi semuanya telah siap.. tapi aku??? Aku hanya diam dan tersenyum di hadapannya tanpa bisa memberinya sebuah kepastian akan mimpi terindahnya...

Ia hanya ingin melihatku berdiri dg senyum tersungging di periode desember ini.. tapi semua yg disiapkannya mungkin akan sia2.. Mungkin akan diterbangkan angin dingin yang akan menghancurkan hatinya... Sekali lagi aku akan melihatnya bersimbah air mata dalam sunyi...

Aku hanya ingin membuatnya bahagia.. membuatnya bangga.. memberi tau padanya, aku memberikan ini semua utknya.. untuk ia yg aku sayangi... tapi aku terlalu takut.. karena hati kecilku berbisik, "sekali lagi ia akan kau buatt kecewa..."

Maaf,ibu.. maafkan aku sekali lagi...


Selengkapnya...