Senin, 19 Maret 2012

CHAPTER 1

Aku memandangnya,kali ini dengan pandangan yang benar-benar kebingungan.. Ia hatiku,hati yang selama ini kulihat tertidur pulas.. Hanya sesekali mengerjapkan matanya,memandang waktu yang telah berlalu selama ia tertidur dengan anggun. Saat ia terbangun dari tidur panjangnya,aku menjadi benar2 tidak mengerti dengan kekerasan hatinya,entah aku lupa atau memang ia tidak pernah sekeras ini padaku.. Ia menatapku dengan dingin,tanpa berbicara. Tapi aku tau betul apa yang ia inginkan. Aku bertanya padanya: “Apa yang sesungguhnya ingin kau katakan? Apa yang sebenarnya ingin kau nasihatkan padaku?? Kenapa kau hanya berdiri diam tanpa menjawab satupun pertanyaan ku??”

Lalu ia menjawab: “Apakah ada gunanya aku menasihatimu? Apakah ada gunanya aku bicara? Apakah kau akan mendengarkanku? Kau sendiri yang mampu menjawab setiap pertanyaan bodoh yang kau ajukan.. Karena kalaupun aku menjawab pertanyaanmu,kau akan tetap mengabaikan aku seperti biasanya,kan? Bahkan saat ini aku bisa sepenuhnya yakin kau akan mengebaikan semua permintaanku,rengekanku,bahkan tangisanku pun tidak akan sudi kau dengar.. Aku sangat mengenalmu,sangat mengenal setiap inchi kesombongan yang mengaliri setiap aliran darahmu.. Aku sangat tau betapa angkuhnya dirimu, betapa dinginnya tatapanmu,betapa kejamnya kau bahkan pada hatimu sendiri.. Lalu kau berharap aku melakukan apa? Seperti dulu? Memohon & menangis dihadapanmu? Lalu kau akan berlalu & mengabaikanku seperti biasanya? Aku hanya menggangumu sejenak,membuatmu tetahan sejenak,lalu kau akan kembali dingin dan mengisyaratkan aku untuk diam.. Maka inilah aku,seperti harapanmu.. Aku akan diam.. Aku tau kau kan memerintahkan,bukannya meminta,agar aku diam, agar aku tak menghalangi mu.. Karena keyakinanmu untuk bisa tetap maju selama kau tidak mempedulikan tangisanku..”

Dan aku terhenyak.. Betapa sakitnya setiap kata yang ia ucapkan.. Betapa pahitnya pilihan ini.. Hatiku tau, apapun yang akan dikatakannya,aku akan tetap memaksanya diam.. Aku akan tetap maju dengan mengabaikan luka hatiku sendiri.. Lalu untuk pertama kalinya, aku berusaha melunak di depan hatiku sendiri.. “Mari kita berdamai saja.. Kau toh pada akhirnya terbangun juga dari tidur panjangmu.. Kenapa tidak kau gunakan sekarang untuk mempertimbangankan segala sesuatunya lagi dengan lebih teliti? Toh ini adalah sebuah rencana yang juga telah kau susun,kan? Hanya saja, jika realisasinya terlalu cepat dari yang sudah kau rencanakan,apakah menurutmu aku tidak akan shock?”

Lalu ia mendekatiku, hatiku itu, menyentuh pipiku dengan tangannya yang lembut dan hangat. Menatapku lekat, memelukku, membisikkan rintihan pelan: “Kau tau apa jawabanku.. Kau tau betul apa yang aku inginkan.. Kau tau betul apa yang akan aku katakan.. Tapi aku tak bisa mengatakannya, karena dalam setiap pertanyaan yang kau ajukan, aku mendengar juga sebuah perintah untuk berbicara sesuai harapanmu.. Kau tidak akan mendengarkan tangisanku, kan? Maka lihatlah aku, aku hanya akan berdiri diam, membiarkanmu memilih sekali lagi kekejianmu..”

Tapi bahkan dalam bisikan, aku bisa merasakan isakan tertahannya.. Dan inilah untuk pertama kalinya aku melihat luka yang kuakibatkan pada hatiku.. Lukanya begitu dingin dan kejam.. Tapi dia benar, tangisannya tetap tidak akan mampu menahan keangkuhanku.. Lalu aku perlahan melepaskan pelukannya..

“Maafkan aku hatiku… Menyakitimu sampai seperti ini..”

Dan hatiku hanya terdiam,dengan tatapan yang paling merana,tidak menangis,hanya tersenyum,gamang..
“Apa kau merasa mampu kali ini,mengabaikan aku?” tanya hatiku

Aku tehenyak, memandangnya yang terdiam dalam kesunyiannya yang dalam.. lebih sunyi daripada saat ia tetidur.. Lalu aku mengambil keputusanku sendiri, seperti perkiraannya.. Aku mengabaikan tatapan sekilas hatiku yang merana.. Setelah kegamangan yang larut, aku tergoda memandang hatiku.. Ia sedang tersenyum, gamang, tapi belum pernah kulihat senyumnya selembut & sesakit itu.. Dan sekali lagi, aku tau telah menyakitinya dengan kejam.. Inginnya kupeluk ia, tapi aku tau ia akan menolak dengan sopan.. Aku separuh berharap hatiku masih tertidur…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar