Selasa, 23 Februari 2010

Iri ku

Aku iri padanya, pantaskah aku merasa iri?? Begitulah hatiku berbisik pada ku… Selama beberapa waktu ini, hatiku yang perlahan berhasil aku kendalikan, mulai menunjukkan taringnya.. Mencoba dengan sabar, menggoda ku dengan rasa iri yang menyeruak, menyelinap di setiap kerlingan mataku.. Di setiap senyum yang telah berhasil ku atur setiap kali aku sedang bertarung dengan hatiku, hatiku terus berbisik : “Aku iri padanya.. Mengapa ia terus beruntung?? Mengapa aku yang telah terseok ini tak jua mampu menemukan keberuntunganku seperti ia menemukan keberuntungannya dengan mudah??”

Lalu aku tersenyum, sekali lagi menata hatiku, memaksanya mengerti.. Hatiku, kau tidak pantas merasa iri dengan siapapun.. Ingatlah, bahwa tidak ada hati yang bisa seberuntung dirimu.. Apa yang ia miliki sampai engkau merasa pantas iri padanya?? Engkau memiliki segala yang tidak akan pernah mampu ia miliki.. Segala yang tidak akan pernah bisa diambilnya darimu, karena ia telah membuang dengan sia-sia seluruh waktu yang engkau perjuangkan.. Banggalah hatiku, karena ia tidak akan bisa mengambil dan memiliki orang-orang yang kau cintai dan mencintaimu dengan sepenuh hati.. Kau memiliki sahabat-sahabat yang begitu setia, yang mencintaimu bukan karena sesuatu yang kau miliki, tapi karena sesuatu yang tidak kau miliki… Hatiku tersenyumlah, kau memiliki waktu yang tidak akan mampu ia tebus.. Kau memiliki kebebasanmu, kemurnian cinta yang terjaga hanya untuk satu hati, kemurnian yang tidak akan mampu ia miliki, karena ia dengan bodohnya mengumbar cintanya..

Kau lihat hatiku, mungkin banyak kegembiraan bercerceran di sekitarmu sekarang ini, banyak luapan semangat dan emosi yang mengepungmu... Tapi apakah kau lupa?? Kau masih memiliki aku, aku yang akan menjagamu agar tidak hancur untuk kesekian kalinya oleh harapan dan semangat yang melambung tinggi… Cintailah aku, hatiku… Dan jangan menangis lagi, jangan sakiti aku lagi dengan tangismu… Kau tidak pantas merasa iri dengan siapapun… Kau hanya pantas merasa bangga karena telah menjadi hatiku…

Sedangkan dia yang telah membuatmu kembali berbisik iri, tidaklah pantas menyita senyummu.. Tersenyumlah di depan wajah tololnya, dan kau akan bisa menertawakannya, karena kau pasti akan melihat, dia lah yang sesungguhnya iri padamu.. Kau, hati yang begitu kuat sampai merepotkan aku, pasti mampu membuat siapapun iri.. Ingatkah kau pada bisikan hatinya?? Bukankah dengusan irinya menggelitik seluruh nadimu?? Bukankah menggelikan bahwa gemuruh iri yg ia miliki akan mampu menghancurkanmu?? Tidak, hatiku.. Kau tidak akan menangis, tidak akan iri, tidak akan hancur ataupun merana karenanya, kau hanya perlu menertawakan hati itu, karena ia hanyalah seonggok hati tak berharga yang hanya pantas kau beri sedikit belas kasihan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar