Ada sebutir telur yg ditemukan,dimana kita
akan meletakkannya? Di atas pohon? Di dalam air? Di atas rumput? Atau di saku
baju kita?
Hm,awalnya aku merasa bingung akan aku letakkan
dimana telur itu.. Tapi kemudian kuputuskan untuk meletakkannya di dalam air.. Mengapa?? Entahlah,awalnya
hanya karena aku takut telur itu akan pecah.. Bukankah telur sangat rapuh? Awalnya,aku pikir akan sangat berisiko
jika telur itu kutaruh di atas pohon.. Bagaimana jika dia jatuh & pecah?
Lalu,jika aku meletakkannya di atas rumput,aku khawatir terinjak,atau mungkin
saja ada rubah yang melihat & mencuri telur tersebut.. Bagaimana dengan
saku baju?? Bukankah lebih aman karena bisa kita genggam terus?? Tapi aku hanya
khawatir,takut genggamanku terlalu keras,lalu telur itu pecah dan berhamburan
di saku baju ku.. Bukankah menjijikkan jika ada sesuatu yang berlendir di saku
baju kita??
Kuputuskan begitu saja,menaruhnya di dalam
air.. Hanya
karena sebuah pemikiran sederhana: biarlah telur itu tenggelam ke dasar air,saat aku membutuhkannya,aku
akan mengambilnya dari kedalamannya..
Ternyata,saat aku mendapatkan jawabannya,aku sedikit tersentak..
Orang yang memilih
meletakkan telur itu di atas pohon, biasanya punya ekspektasi yg tinggi untuk
cintanya.. Ia akan menunggu Mr/Ms Right datang kepadanya..
Orang yang memilih
meletakkan telur di atas rumput, biasanya adalahorang yang suka mengumabr
cintanya.. Para petualang cinta, bisa disebut seperti itu..
Orang yang memilih
meletakkan telur di dalam saku bajunya,biasanya orang yang cukup protektif
dengan cintanya..
Dan orang yang memilih
meletakkan telurnya di dalam air,biasanya adalah orang yang bisa menyembunyikan
perasaan cintanya dengan sangat baik.. Ia tidak akan membiarkan orang lain tau
perasaannya.. Ia menyembunyikan perasaan cintanya dengan sangat baik,sampai
tidak pernah muncul kepermukaan..
Hei,itu baik.. Pikirku
pada awalnya.. Bukankah rasanya tidak nyaman kalau orang yang kau sukai
mengetahui rasamu.. Padahal belum tentu ia merasakan hal yang sama denganmu..
Dengan gembira aku memamerkan pilihanku.. Sampai seorang teman bertanya,lalu
bagaimana jika untuk suamimu? Apakah kamu akan menyembunyikan juga perasaanmu?
Apakah kamu akan membiarkan rasa cinta untuk suamimu tersembunyi di kedalaman
hatimu?
Aku mulai
berpikir,tersendat mengenali kebodohan yang merambati otakku.. Benar,aku tidak
boleh menyembunyikan cintaku untuk suamiku.. Justru rasa cinta itu harus aku
tunjukkan hanya untuk dia.. Tapi bagaimana dengan fakta bahwa aku sangat pemalu
mengenai rasa ini.. Bagaimana mengeluarkan telur itu untuk aku berikan pada
suamiku? Dan aku menjawab pelan,biar waktu yang mengajariku..
Dan waktu bergulir,aku
kini telah bersama seseorang yang halal untuk kuberikan telur yang aku simpan
di dasar hatiku.. Aku masih selalu gamang,sampai saat ini,jujur saja..
Mengatakan secara langsung ‘aku mencintaimu,suamiku’, itu masih membuatku
canggung sampai sekarang.. Berharap waktu bisa mengajariku dengan cepat dan
baik.. Untuk mengucapkan kata cinta itu secara langung,bukan tertulis,bukan
melalui sms,bukan saat cahaya meredup agar ekspresi memalukanku tidak mudah
terbaca.. Tapi aku belum bisa melenyapkan kecanggunganku ini,belum bisa saat
ini.. Tapi Insya Allah aku bisa..
*Untuk suamiku tercinta,sebuah
tulisan kecil untuk hari lahirmu tahun ini.. yang baru sempat diposting setelah
beberapa hari berlalu.. Aku mencintaimu, dan berharap mampu mengucapkannya
dihadapanmu tanpa harus tersipu malu dan nyaris tidak berani menatap matamu*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar