Minggu, 17 November 2013

Surat Cinta di tahun pertama

Bismillahirrahmannirrahiim..

Assalamualaikum wr. Wb.

Sayang,ingatkah betapa ajaibnya perjalanan kita? Kita sekolah di SMA yang sama. Meski terpaut jarak 2 tahun,tapi tetap saja,ada waktu 1 tahun di mana kita bisa saja berjumpa secara kebetulan,entah di kantin, perpustakaan sekolah, atau kegiatan ekstrakurikuler.  Tapi Allah tidak mempertemukan kita saat itu,tidak sedikitpun.  Lalu ingatkah kamu, pertama kalinya kita bertemu secara dekat?  Saat tugas luar pertamaku..  Kita ke jakarta, kamu melihatku aku tidak melihatmu..  Kamu hanya melihatku selintas, dan kita baru menyadari jauh setelah pertemuan pertama itu, kita berfoto bersebelahan di pelabuhan sunda kelapa..  Ajaib,bahwa Allah sama sekali tidak menggerakkan hati kita saat itu..

Lalu pertemuan kedua kita di bali, kamu yang ingat, kontak pertama kita di bandara.  Dan Allah masih tidak menggerakkan hati kita.  Kamu mengatakan, bahwa Allah mulai menggerakkan hatimu saat kita di Nusa Dua.  Sedangkan aku, entahlah, Allah tidak memberikan rasa yang jelas padaku.  Hanya rasa nyaman yang aku rasakan, sehingga aku dengan senang hati mengijinkanmu duduk di sampingku dalam bus selama di bali..  Allah menggerakkan hatiku sedemikian rupa, sehingga aku yang biasanya tidak nyaman dengan orang baru, merasa baik2 saja dengan kehadiranmu di sisiku.  Allah juga menanamkan rasa tenang padaku, sehingga saat kau menanyakan no handphone aku memberikannya tanpa beban, aku yang biasanya sangat jarang mau memberikan no handphone yang benar kepada lawan jenis yang baru ku kenal.

Allah banyak menanamkan rasa nyaman di hatiku tentangmu, sehingga saat berinteraksi denganmu, aku seperti sedang berinteraksi dengan sahabat2ku.  Aku tidak merasa canggung denganmu.  Kamu juga, orang pertama yang entah mengapa bertanya tentang hidupku.  Dan aku, yang sangat tidak mudah mempercayai orang lain, menceritakan hidupku padamu.  Lagi2, campur tangan Allah dalam menenangkan hatiku yang sanggup membuatku bercerita padamu tentang apa yang tidak pernah aku ceritakan kepada orang lain.

Lalu saat kamu datang menawarkan untuk memuliakanku dengan pernikahan, lagi2 Allah menanamkan rasa nyaman di hatiku.  Aku sungguh tidak mungkin sanggup menerima khitbahmu bila Allah tidak menggerakkan hatiku.  Aku adalah orang yang sangat mempercayai logikaku.  Tidak mudah aku mempercayai seseorang, butuh waktu bahkan sampai bertahun2 hanya agar aku bisa mempercayai seseorang, dan itupun tidak bisa sepenuhnya.  Tapi Allah membuatku merasa nyaman denganmu sehingga meski aku ratusan kali bertanya pada hatiku, sanggupkah aku mempercayaimu, orang yang baru kukenal?  Sanggupkah aku menghabiskan sisa hidupku bersamamu?  Sisa hidupku yang entah singkat atau lama..  Jawabannya selalu sama, hening dalam kenyamanannya, hatiku itu..

Bagaimana jika sisa hidupku itu lama dan aku bersama dengan orang yang salah?  Dan Allah masih senantiasa menanamkan rasa nyaman untuk mu di hatiku.  Sehingga saat wanita yang paling kusayangi di dunia ini bertanya, benarkah aku siap menjadi istrimu?  Kamu adalah pria pertama yang aku kenal, aku tidak pernah merasakan romansa bersama dengan pria lain.  Tidak pernah mengenal laki2 sebelum ini, begitu istilah yang dipakai oleh mama.  Penuh cemas dan khawatir ia, apakah aku begitu sangat mencintaimu?  Apakah aku jatuh cinta pada pertemuan pertama denganmu?  Sampai aku tidak bisa lagi menggunakan akal sehatku?  Apakah aku mengalami yang dinamakan cinta buta?

Lalu aku menjawab, aku merasa nyaman denganmu, entah apakah itu bisa dikategorikan sebagai jatuh cinta atau tidak.  Dan rasa nyaman itulah, yang aku harapkan tidak akan pernah berubah sepanjang sisa hidupku bersamamu.

Aku berharap dan berdoa, Allah senantiasa memelihara rasa nyaman ini untukmu.  Karena sesungguhnya rasa cinta antar manusia bisa saja luntur atau berkurang, bahkan hilang dimakan usia.  Romansa cinta akan mengalami pasang surut, mungkin juga usang.  Tapi dengan rasa nyaman yang kurasakan, Insya Allah, dengan ijin Allah SWT.  Aku akan sanggup bahagia menghabiskan sisa umurku bersamamu.

For Our 1st wedding anniversary.  My lovely husband, Insya Allah until we meet  again in jannah. Wassalam.
With love,29 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar